kedai kopi di kampungku setiap pagi pasti diramaikan dari berbagai kalangan mulai dari ustad,politisi,pengusaha.caleg,pedagang sampai preman sendal jepit
Pemandang itu yang ku lihat setiap pagi saat aku mampir di kedai kopi,hirup pikuk mulai dari kisah jalanan sampai politik bercampur aduk jadi topik pagi hari
Di tengah keasikan ku menikmati secangkir kopi, tiba turun bapak bapak senyum manis pagi memancar bak rembulan tujuh belasan
Bang hai begitu biasa orang memanggilnya,pagi itu bang hai dengan gaya khas menyapa selamat kawan apa kabar sapahnya
Lalu mengambil posisi duduk dihadapan ku,bang yang aku kenal selama ini jarang menyapa jadi serama ini
tapi aku diam saja sambil memberi senyuman kepadanya
Setelah saling berhadapan bang hai pun mulai membuka cerita,sambil berbasa basi akhir terbuka juga ternyata Bang Hai caleg yang akan ikut berkompitisi diajang pemilu mendatang
Dengan gaya sang politi ulung bang hai mulai buka suara,kalau dia akan keluarkan program sejuta janji bisa dia terpilih
Padahal setahu aku Bang Hai sebelumnya penjual bensin ecaran di persimpangan kampung lalu,yang tergusur karena alam
Dengan gayanya yang khas mulai berorasi di depan meja kopi kalau terpilih akan buat berbagai gebrakan untuk kemajuan daerah
Aku hanya tersenyum maniz membuat dirinya bahagia,Semangat bang hai pun berkobar bapak penulis tanya,saya jawan ya sambil tersenyum
Bang hai bernafsu menyampaikan pesannya di hadapan saya dan tamu kedai kopi lainnya,bapak bapak tahu kalau saya wartawan sebelum saya nyaleg kisahnya
Aku binggung karena saya bergelut di bidang itu tahu jadi siapa siapa yang jurnalis di daerah saya,tanpa mau mengecil semangatnya kita iyahkan ajah
Bang Hai kian buka suara promosi diri dengan bangga,dengan pengalaman saya jadi jurnalis, saya mencoba untuk mencalon diri duduk jado wakil rakyat jelasnya
setelah bang Hai puas promosi diri dia pun cabut pergi,dengan gagah seakan sudah duduk di lembaga, Tiba tiba ada menyetuk nah itu dia ciri ciri calon orang gila. Liputanpelangi.com
No comments:
Post a Comment