Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Thursday, December 20, 2018

Mampukah Seorang Psikopat untuk Jatuh Cinta?

SEPUTARPELANGI - Disfungsi area otak, abnormalitas kadar hormon, luka bathin yang sangat menyakitkan di masa lalu, hingga kekerasan fisik dapat meningkatkan risiko seseorang menjadi psikopat. Kendati demikian, secara kodrat sebagai seorang manusia, psikopat sejatinya juga dibekali 'perasaan' sehingga masih sangat mungkin untuk jatuh cinta.
Namun, bentuk cinta seorang psikopat cenderung disfungsional sebab adanya gangguan fungsi otak terkait self-processing. Hal ini berimbas pada sulitnya seorang psikopat dalam memaknai bahwa sebuah hubungan romantis itu melibatkan dua orang yang saling berperan krusial, bukan terfokus pada kepuasan dirinya semata.
Dilansir dari laman Thrive After Abuse dan Neuroinstinct, berikut siklus yang dialami seorang psikopat ketika dia jatuh cinta. 

1. Siklus 1 (Idealize): "Aku adalah yang terbaik bagimu."

Seperti hubungan romantis pada umumnya, masa awal terasa begitu menyenangkan. Seorang psikopat akan menunjukkan bentuk cinta terbaik dari dirinya mulai dari memberikan pujian, mencurahkan perhatian, ataupun memenuhi semua permintaan pasangannya. Dengan kata lain, dia menciptakan ilusi bahwa dia adalah sosok yang sempurna. Kondisi ini disebut sebagai Love Bombing.
Munculnya euforia cinta yang meluap di dalam diri seorang psikopat hingga membuat dia merasa bahwa dialah satu-satunya yang terbaik bagi pasangannya. Mirisnya, kondisi ini nyatanya justru menjadi indikasi awal dari rangkaian Abusive Relationship yang berbanding terbalik dengan indahnya masa awal menjalin hubungan tersebut.

2. Siklus 2 (Devalue): "Aku mulai bosan, itu salahmu."

Pada siklus ini, dia akan mengubah strateginya. Misalnya, mengurangi afeksi yang cukup kentara terhadap pasangannya. Lebih lanjut, sikap negatif dari seorang psikopat akan mulai muncul. Namun, pasangannya hanya dapat berusaha keras untuk menerima hal tersebut sebagai suatu bentuk toleransi.
Ketika hubungan asmaranya mulai renggang, seorang psikopat justru menyalahkan pasangannya atas ketidakharmonisan hubungan. Dengan kata lain, hubungan romantis itu  hanya menyisakan rasa ketidakberdayaan dan kehilangan nilai diri dari pasangan si psikopat tersebut.

3. Siklus 3 (Discard): "Kamu tak lagi berharga bagiku."

Jika sudah sampai ke siklus ini, itu artinya seorang psikopat telah berhasil membuat pasangannya merasa tak berharga bahkan bersalah. Hal tersebut dipicu oleh kenangan manis yang selama ini diciptakan seorang psikopat pada siklus Idealize. Dengan kata lain, pasangannya telah terjebak pada kenangan di awal hubungan.
Imbas dari hubungan romantis tersebut dapat berupa kekerasan fisik dan emosional yang berpengaruh siginifikan terhadap psikis pasangan. Tragisnya, psikopat tersebut malah lepas tanggung jawab tanpa rasa bersalah dengan meninggalkan pasangannya dalam trauma mendalam.
Seorang psikopat ataupun seseorang dengan kecenderungan berkepribadian psikopat sejatinya sama dengan manusia pada umumnya. Mereka juga mampu merasakan rasa, bahkan memimpin suatu instansi.
Akan tetapi, kecenderungan kepribadian psikopat yang mendominasi pada dirinya tersebut berimbas nyata pada penurunan kemampuan mereka untuk merasakan apa yang orang lain rasakan atas tindakannya.SEPUTARPELANGI



No comments:

Post a Comment

Pages